Generasi Muda Sehat. Indonesia Kuat
“Pemuda adalah tulang punggung negara”. Kata-kata yang selalu terucap dalam pidato-pidato kebangsaan untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda. Kata-kata yang diharapkan mampu menggugah sekaligus menyulut semangat kebangsaan para generasi muda.
Masa depan negeri ini sangat tergantung pada generasi muda. Jika generasi muda ini sehat dan produktif maka bangsa ini pun kelak menjadi bangsa yang maju. Kontribusi generasi muda dalam membangun bangsa selalu diasosiasikan dengan segala sesuatu yangberkaitan dengan rasa nasionalisme ataupun patriotisme dalam segala bidang.
Jiwa nasionalisme dan patriotisme saat ini, tidak lagi ditunjukkan dengan cara berperang melawan penjajah, melainkan dengan menjadi generasi muda yang produktif, kreatif, dan mampu bersaing dengan bangsa lain.
Hal mendasar yang harus menjadi perhatian generasi muda adalah kesehatan. Menjadi generasi muda yang tangguh harus disertai dengan kesehatan yang prima. Namun sayangnya, upaya ini sering diabaikan karena dianggap tidak fenomenal.
Berdasarkan data WHO tahun 2013 menunjukkan tingginya angka kematian pada anak muda. Tercatat lebih dari 2,6 juta anak muda usia 10-24 tahun meninggal dunia setiap tahunnya.
Sementara itu, data berbeda menunjukan sebanyak 57% pencari kerja lulusan perguruan tinggi gagal lolos tes kesehatan pada career day yang diselenggarakan sebuah universitas terkemuka di negeri ini. Dari yang tidak lolos, lebih dari separuhnya memiliki kolesterol tinggi. Sisanya, mengidap penyakit jantung dan diabetes. Bayangkan, di usia muda dan produktif sudah harus bergumul dengan penyakit jantung dan diabetes.
Masih minimnya kesadaran generasi muda untuk hidup sehat ini juga diperkuat oleh data Kementerian Kesehatan tahun 2013 yang menyebutkan sebanyak 39% penderita jantung di Indonesia berusia 44 tahun ke bawah. Sayangnya, 22% di antaranya berumur 15-35 tahun, yang merupakan masa fisik produktif dalam kehidupan manusia.
Ya, kesehatan memiliki aspek yang sama penting dengan kapasitas intelektual dan kompetensi profesional. Generasi muda harus menempatkan aspek pentingnya kesehatan ke dalam skala yang harus diprioritaskan. Terlebih lagi dengan keterbukaan informasi melalui berbagai kanal media, anjuran hidup sehat beserta pola-pola makan yang tepat semakin dapat diakses.
Berdasarkan polling yang diadakan DreyaComm kepada kolega dengan usia kisaran 24-25 tahun melalui Twitter dan WhatsApp group 70% telah berolah raga satu hingga tiga kali seminggu. 22% responden mengaku tidak pernah makan junk food dalam seminggu. Angka ini menunjukkan bahwa pemahaman generasi muda terhadap pentingnya kesehatan bergeser ke arah yang lebih baik. Sesuatu yang harus dipertahankan bahkan semakin digulirkan sehingga semakin banyak generasi muda yang semakin sadar bahwa hidup sehat itu penting.
Seperempat, atau sekitar 62 juta, populasi Indonesia hari ini adalah Pemuda. Jika Pemuda Indonesia, sehat dan mampu meningkatkan produktivitas di bidang apapun maka kita telah ikut berkontribusi meningkatkan produktivitas bangsa Indonesia.
Untuk itu, Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada 28 Oktober menjadi momentum berharga bagi seluruh para pemuda di Indonesia, karena di hari ini kita harus mampu mengadopsi semangat generasi muda pendahulu agar generasi muda saat ini mampu menjadi garda terdepan dalam membangun bangsa.
Hal sederhana dan terpenting yang harus kita lakukan sebagai generasi muda adalah peduli dan bertanggungjawab terhadap kesehatan diri sendiri. Jika badan kita sehat maka kita akan semakin optimal dalam berkarya, berkreatfitas, dan beraktifitas. Menyambut Indonesia Emas 2045, Indonesia membutuhkan pemuda yang tidak hanya kompeten tetapi juga sehat jiwa dan raganya. Modal utama untuk berpikir jernih dan menghasilkan karya nyata. Kemajuan Bangsa Indonesia ada ditangan generasi muda. Ayo menjadi generasi muda yang sehat!
(*)